Peran Ibu Lebih Daripada Itu

Saya, kita, bahkan semua orang pasti memiliki seseorang yang paling berharga dihidupnya. Selalu memberikan yang terbaik, yang mengorbankan dirinya untuk kita, seseorang yang senantiasa mendoakan kita. Ibu, 3 huruf penuh makna yang mungkin tidak dapat diungkapkan hanya dengan kata-kata.

Ibu adalah sosok yang tangguh dan kuat, yang merawat anak-anaknya dan melindungi mereka dari bahaya apapun. Ia dapat melakukan apa saja demi anaknya, Ibu merupakan contoh sempurna dari definisi cinta tanpa pamrih. Cinta dan kasih sayang seorang ibu tiga kali lipat lebih besar dibandingkan ayah. Cinta seorang ibu tak kenal batas, bahkan ia tak pernah menginginkan apa pun dari anak-anaknya.  Dengan susah payah membesarkan anaknya, segala halangan juga rintangan telah dilaluinya, mengalami naik turunnya alur cerita hidup. Ia tetap tegar menujukkan senyuman lebar kepada sang buah hatinya.

Tak ada yang namanya ibu angkat, ibu tiri, bahkan mantan ibu. Sebutan ibu tidak hanya ditujukan bagi orang tua kandung (biologis), tetapi juga kepada seseorang yang dapat mengisi peranan tersebut, pun disebut ibu. Menjadi seorang ibu tidak perlu embel-embel umur sekian atau dalam status pernikahan. Ibu, Mama, Bunda, dan Umi hanya sebuah sebutan dari anak kepada seorang wanita yang dengan tulus mencintainya. Kehidupan seseorang pasti tak luput dari sosok tersebut.

Jangan tanya berapa gaji seorang ibu, karena itu tak akan sebanding dengan apa yang telah ia lakukan. Mengandung selama 9 bulan 10 hari merupakan hal yang tidaklah mudah. Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan ukuran kandungan semakin membesar, semakin sulit melakukan kegiatan. Dilansir dari beberapa sumber, badan manusia hanya dapat menahan rasa sakit hingga 45 del. Namun faktanya, kesakitan yang dialami wanita saat melahirkan mencapai angka 57 del atau setara dengan 20 tulang yang dipatahkan secara bersamaan. Sungguh peran yang sangat tidak mudah.

Menjadi sosok ibu rumah tangga kadangkala dianggap remeh oleh sebagian orang. Yang “katanya” Ibu Rumah Tangga hanya bisa memasak, mengurus anak, tak pandai merawat diri, dan banyak lagi. Bahkan pada masanya, hal inilah yang menyebabkan Pendidikan dianggap kurang penting bagi perempuan, karena pada dasarnya peremuan berakhir menjadi ibu rumah tangga dan ilmu yang diperoleh tidak akan berguna. Seorang wanita yang lebih memilih menjadi ibu rumah tangga bukanlah suatu hal yang salah. Seorang ibu juga bisa meniti karir, akan tetapi ia tidak akan lupa dengan perannya sebagai ibu bagi anak-anaknya.

Layaknya peran ibuku, ia terus bekerja dari pagi hari tak kenal lelah demi kebahagiaan keluarganya. Berapa total jarak yang ditempuh seorang ibu saat bekerja, dirumah maupun di tempat kerja. Membersihkan kamar, menyiapkan makanan, menyuapi makan hingga beranjak ke pekerjaan, semua ia lakukan. Berbagai makanan ia masak untuk keluarga kecilnya. Masakan sederhana sayur lodeh dengan tempe menjadi sangat lezat jika itu ibu yang masak. Semua berkat ibu.

Seperti yang diketahui, setiap tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional hari spesial bagi kalangan perempuan, terkhusus ibu. Namun apakah hanya setiap tanggal 22 Desember saja kita merayakannya? Bagaimana mungkin?. Sosok Ibu yang telah berjasa dalam hidup kita semasa hidupnya tanpa mengharapkan balasan apapun, secuil pun tak ia minta. Bagiku hari ibu tidak hanya Tanggal 22 Desember saja, karena terkesan hanya perayaan semata. Yang dibutuhkan ialah pembuktian bakti dari anak setiap harinya tanpa harus menunggu Hari Ibu tiba.

Jadi tidak dapat diragukan lagi bahwa peran ibu sangat penting dalam keluarga apalagi untuk seorang anak. Dapat dikatakan bahwa kebahagiaan sebuah keluarga ditentukan oleh peranan seorang ibu. Baik buruknya sikap ibu adalah yang menentukan bahagia atau hancurnya sebuah keluarga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *